Senin, 14 Juli 2008

Perserta dari Provinsi Jawa Tengah

JATENG I
ADAM GIFARI

Ia lahir di Surakarta, tanggal 13 september 1999. Putra dari pasangan Bapak H. Rhoma Irama dan Ibu Gita Andini Saputri ini mulai mendalang semenjak usia 3,5 tahun di Padepokan Seni Sarotomo, yang di asuh oleh Bapak Mudjiono, S. Kar. Saat ini Ia duduk di kelas 2 SD Al- Firdaus Surakarta. Para guru di sekolahnya sangat mendukung kemahirannya dalam memainkan Wayang. Pengalamannya mendalang sampai saat ini sudah cukup banyak, diantaranya pada rahun 2005 pentas wayang kancil di Jogja, Salatiga, Surabaya, Jakarta. Pentas Exibisi dalang cilik se-kota Surakarta di Joglo Sri Wedari. Tahun 2007 pentas duet 2 kelir 2 dalang : Pati, Malang, Wonogiri, Purwokerto. Pentas Wayang Lintang Johar tahun 2008 di sri Wedari Solo, dan masih banyak lagi pentas-pentas yang telah dilakukan olehnya. Dia pernah mendapatkan penghargaan Temu Dalang Cilik se- Jawa 2007 di Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta sebagai Dalang Catur (karena kepiawaiannya dalam berbicara).

JATENG II

ANGGIT LARAS PRABOWO

Dilahirkan di Karang Anyar, 2 Maret 2000 adalah putra bungsu dari keluarga Bapak Purwadi Kepala Desa Tunggul Rejo Jumantono, Matesi, Karang Anyar. Saat ini duduk di bangku Sekolah Dasar Negeri Tunggulrejo kelas 2. Semenjak usia 5 tahun mulai mencintai dan senang menonton wayang kulit. Berawal dari menonton kemudian ada minat untuk menjadi dalang. Kemudian terus tekun berlatih menirukan dalang-dalang seperti Ki Manteb Soedharsono, Ki Entus Susmono, Ki Bayu Aji melalui VCD maupun pertunjukan secara langsung. Dan kemudian dibina oleh seorang dalang yang bernama Ki Waluyo Wignyocarito dari Matesih, Karang Anyar. Awal tahun 2007 dititipkan di Padepokan Seni Sarotomo sampai sekarang. Pengalaman mendalang sudah terhitung 24 kali, diantaranya pentas dalang dalam rangka Festival Budaya Jawa Tengah di RRI Semarang 30 Mei 2007 dan pentas Wungonan Gubernur Jawa Tengah di Rumah Dinas Puri Gedeh Semarang. Festival temu Dalang Cilik 23 Juli 2007 di Taman Budaya Jawa Tengah, Pentas keliling “Wayang Lintang Johar 2008 di City Walk Solo tanggal 31 Mei 2008.

JATENG III

HASDIAN KHARISMA PRIYANI

Dalang putri pasangan dari Bapak Sumardi dan Ibu Sopiyah ini lahir di Kebumen, tanggal 15 Januari 1999. Ibu Sopiyah adalah seorang dalang putri yang cukup terkenal dengan gagrak Banyumasan, jadi tak heran jika bakatnya di turunkan kepada putrinya tercinta. Ia sekarang duduk di kelas 4 Sekolah Dasar Pringtutul III, Rowolele, Kebumen. Walau belum memiliki prestasi banyak tapi De' Hasdian kiranya sebagai satu-satunya dalang bocah perempuan dapat merebut perhatian banyak orang.
JATENG IV

PANDU GANDANG SASONGKO

Pelajar kelas 4 SDN Mojo Sragen ini lahir di Sragen, tanggal 27 Agustus 1997. Ia lahir dari pasangan Sugiyanto dan Endang Sidiyaningsih. Ia belajar mendalang di sanggar seni Sukowati, dan diajar oleh Samiyono Medot Soedarsono. Walau usianya cukup muda, Ia memiliki prestasi yang cukup luar biasa, diantaranya tahun 2005 telah mengikuti Festival Dalang Bocah se-Jawa di Taman Budaya Surakarta, Festival Dalang Cilik Tingkat Surakarta sebagai juara II di Wonogiri, Festival Musik Daerah Tingkat Nasional di Jakarta. Tahun 2006 Lomba Karawitan Tingkat Nasional sebagai juara III. Tahun 2007 Festival Dalang Bocah Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Taman budaya Surakarta. Tahun 2008 Juara I Lomba Karawitan Tingkat Kabupaten Sragen.
JATENG V
PRASETYO DUNUNG PENGGALIH

Lahir di Sukoharjo pada tanggal 5 Juni 1997. Siswa kelas 5 SDN KEmasan 03 ini pernah menjadi juara III Karawitan PORSENI Tingkat Jawa Tengah. Juara I Pekan Seni Karawitan Tingkat Jawa Tengah 2007. Saat ini tinggal di Grantang, Kemasan Polokarto, Sukoharjo. Pentas keliling dalang bocah 4 kota 2006 yaitu Pati, Malang, Wonogiri dan Purwokerto. Pengendang terbaik Pekan Seni Jawa Tengah tahun 2007. Festival Dalang Bocah “Temu Dalang Cilik tahun 2007” di Taman Budaya Jawa Tengah. Pendukung juara Pavorit “Festival Wayang Orang Anak” se kota Surakarta tahun 2007 sebagai tokoh Geculan. Pentas keliling Wayang Lintang Johar Se-kota Surakarta tahun 2008.
JATENG VI
RAFIF PUJASMARA
Lahir di Purbalingga, 24 Februari 1996. Siswa kelas 1 SMP Negeri 1 Surakarta. Pernah meraih beberapa prestasi seperti juara I Mocopat Porseni SD tingkat jawa Tengah tahun 2005 dan juara I Festival Dalang Bocah se-eks Karesidenan Surakarta tahun 2004. Saat ini bertempat tinggal di Jl. Blimbing IV No. 81 Perumnas Palur RT 02/XX, Ngringo Jaten, Karanganyar. Juara I Festival Dalang Cilik se- Jawa tahun 2005 di PPPG Kesenian Jogja. Pentas keliling Wayang Lintang Johar 5 Juli 2008 di Solo.
JATENG VII

SINDHUNATA GESIT WIDIHARTO (DHEDHEK)

Lahir di Semarang, 10 Januari 1996 putra ke tiga dari Bapak Maston dan Ibu Jengdhien. Saat ini kelas 6 SD Al-Azhar 14 Tembalang Semarang, agama Islam dengan alamat Gemah Jaya I. Pengalaman berkesenian : sejak usia 2 tahun sudah suka bermain dengan wayang, tokoh idolanya “Hanoman”, sering pentas mucuki pada acara Wayang Kulit Jum’at kliwonan di Taman Budaya Raden Saleh, Semarang.

Rabu, 09 Juli 2008

Perserta Dari Provinsi Jawa Timur

Perserta dari Jawa Timur, dibawahi langsung oleh Dinas kebudayaan Provinsi Jawa Timur, akan mempersembahkan 2 Dalang Bocah Terbaik dari Provinsi Jawa Timur dalam Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional 1, 2008.

Berikut Profil perserta dari Provinsi Jawa Timur :


JATIM I

Wuwus Nanang Galih Carito


Nama Dalang Jatim I adalah Wuwus Nanang Galih Carito, kelahiran Trenggalek 22 Nopember 1996. saat ini Wuwus berada di kelas V ( Lima ) di SD 6 Cakul, Dongko Kabupaten Trenggalek.

Lahir dari pasangan Bapak Soirun dan Ibu Katinem (Sunarsih). Ayahnya sendirilah, Bapak Soirun, yang berkerja keras mengajarkan seni Pedhalangan padanya dan karena bakat yang dimilikinya Wuwus ditempatkan pada sejumlah prestasi - prestasi yang menggembirakan seperti ; Juara Umum (Ngabehi) Temu dalang Bocah se Jawa, DKI, DIY, di Taman Budaya Surakarta tahun 2006 ; Pemangku Irama 5 terbaik non ranking Propinsi Jawa Timur, di Taman Krida Budaya Malang tahun 2007 ; dan yang paling menggembirakan Wuwus adalah Juara Umum Festival Dalang Bocah Propinsi Jawa Timur Tahun 2008.

Besok pada Festival Dalang Bocah dia akan membawakan Lakon " Cerita Baladewa " gaya Surakarta. Semoga berhasil Dek Wuwus... kita bertemu di Jakarta nanti.

Wuwus in action...



JATIM II



Sih Hono Wisnu Purwo Laksito

Sih Hono Wisnu Purwo Laksito, lahir di Wonogiri tepat pada hari Valentine 14 Februari 1997, lahir dari pasangan Bapak Setu dan Ibu Sumini, saat ini duduk di kelas V SD Islam Permata, Mojokerto, sama seperti Wuwus, Sih Hono juga tidak memiliki sanggar dan ayahnya lah Bapak Setu yang mengembleng dia menjadi seorang Dalang. Festival ini adalah kompetisinya yang pertama. Dengan semangat dan bakat yang dimiliki Sih Hono, dia mewakili Provinsi Jawa Timur.

Walau belom berprestasi Sih Hono tidak akan berkecil hati, besok pada Festival Dalang Bocah I dia akan menampilkan satu-satunya gaya yang berbeda diantara perserta-perserta lainnya yaitu dengan Gaya Jawa Timuran/Jeg Dong, Sih Hono akan bersaing dengan lakon "Senopati Pinilih", layak disaksikkan untuk mengetahui seperti apa Gaya Jawa Timuran.. dan mudah2an bisa dijadikan sumber ilmu baru buat perserta lainnya.

Sih Hono in action....


Provinsi Jawa Timur akan membawa sinden ciliknya juga tapi kepastiannya belom diberi kabar lebih lanjut.

Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional I, Tahun 2008


Sampai batas waktu yang telah ditentukan dan pertimbangan2 selama proses pengajuan para perserta dalang bocah, telah di sepakati perserta Dalang Bocah Tingkat Nasional 1, 2008 , menghadirkan 21 perserta dalang bocah terdiri dari :
1. Wakil dari Sumatera Utara : 1 Orang
2. Wakil dari Sumatera Selatan : 1 Orang
3. Wakil dari DKI Jakarta : 6 Orang
4. Wakil dari Jawa Tengah : 7 Orang
5. Wakil dari DI Yogyakarta : 3 Orang
6. Wakil dari Jawa Timur : 2 Orang

Telah terjadi kesepakatan dari komda dan panitia mengenai jumlah perserta, karena sulit rasanya membatasi keinginan anak yang ingin tampil di Festival Dalang Bocah I, 2008 sehingga ada pada Provinsi wakilnya di perbanyak... semata karena sejatinya tidak ingin mengecewakan anak2 yang sudah antusias dengan festival ini.


~~~

FESTIVAL DALANG BOCAH
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2008


I. PENDAHULUAN
Perkembangan Seni Pedalangan di Indonesia telah mencapai tingkat Nasional bahkan telah diakui Dunia, namun dalam kenyataannya Seni Pedalangan masih perlu penggarapan yang mengarah kepada kualitas. Saat ini, walaupun seni pedalangan agak mengalami penyurutan karena berkompetisi dengan kesenian lainnya, namun perkembangan disanggar-sanggar pedalangan cukup mempunyai potensi yang baik. Khususnya Dalang-dalang Bocah muncul hampir disetiap propinsi Jawa, Bali dan daerah lainnya dan rata-rata mempunyai bakat untuk dikembangkan menjadi dalang yang profesional. Oleh karena itu, untuk mencapai ke kualitas perlu adanya kegiatan bersifat pembinaan dan pengembangan dalam wadah Festival Dalang. Pembinaan untuk kali ini diarahkan kepada Dalang Bocah Wayang Kulit Purwa Jawa (Gaya Surakarta, Yogyakarta dan Banyumas), mengingat Dalang Bocah merupakan generasi awal yang perlu pembinaan untuk menanamkan keterampilan Seni Pedalangan guna menjaga pelestarian dan pengembangannya. Sedangkan untuk Dalang Bocah lainnya ( Wayang Golek Sunda, Bali, Betawi ) akan diselenggarakan pada program berikutnya.

II. T U J U A N

1. Sebagai tolok ukur perkembangan Dalang Bocah.
2. Meningkatkan ketrampilan dibidang seni pedalangan bagi anak-anak usia dini.
3. Membentuk manusia berbudi luhur, jujur, dan berbudaya.
4. Kaderisasi Dalang.

III. PELAKSANAAN

Festival Dalang Bocah Tahun 2008 akan dilaksanakan oleh PEPADI DKI Jakarta bekerjasama dengan PEPADI KOMDA Tingkat I seluruh Indonesia, pada tanggal 21 s.d 23 Juli 2008 pkl 10.00 s.d 17.00 Wib, bertepatan dengan Hari Anak Nasional Tahun 2008.

IV. B E N T U K

Kegiatan berbentuk Festival yang berarti bersifat ekshibisi, dan akan diambil 10 (sepuluh) besar terbaik non rangking dengan penyajian pakeliran singkat, 1 (satu) lakon dengan durasi waktu 60 (enam puluh ) menit.

V. P E S E R T A

Peserta Festival Dalang bocah terdiri dari Dalang Wayang Kulit Purwa ( gaya Surakarta, Yogyakarta , Banyumas dan Jawa Timuran ) berusia 8 s.d 14 tahun, yang tergabung dalam pembinaan KOMDA PEPADI di setiap provinsi diseluruh Indonesia. Syarat-syarat penerimaan peserta :

1. Setiap provinsi mengirimkan peserta unggulan maksimal sebanyak 3 orang untuk setiap gaya pedalangan.
2. Peserta berusia 8 sampai 14 tahun.
3. Menyerahkan foto berwarna berpakaian dalang ukuran 4 x 6 (3 lembar).
4. Menyerahkan biodata dalang.
5. Menyerahkan daftar wayang yang akan dipakai.
6. Menyerahkan urutan adegan lakon yang akan dibawakan beserta dan urutan
gending.

VI. NOMINASI PESERTA

Festival ini tidak bersifat kompetisi dan tidak diadakan rangking kejuaraan, tetapi dari seluruh peserta ditentukan sebanyak 10 (sepuluh) nominasi dari seluruh gaya pedalangan.

VII. KRITERIA PENGAMATAN

Hal-hal yang diamati, antara lain :
1. Sanggit lakon
2. Ketrampilan/Sabet
3. Suluk
4. Antawacana
5. Udanegara
~~~~